
Fenomena ini sangat menarik untuk dibahas. Ketenaran mereka dari aksi unik dan lucu mereka yang sangat menghibur masyarakat. Lantas, mengapa masyarakat begitu menyukai video lipsing yang notabene bukan dari seorang artis dan justru dari kalangan masyarakat biasa? Jawabannya sangat sederhana, massayarakat sudah bosan dengan berita politik yang tidak berujung dan bahkan bosan dengan hiburan-hiburan dari media televisi manapun. Masyrakat sekarang lebih membutuhkan penyegaran hiburan yang justru dilakukan oleh kalangan non artis. Melalui sebuah situs (katakanlah Youtube), video ini dilihat oleh masyarakat Indonesia bahkan diunduh.
Mengingat fenomena ini, ada baiknya untuk melihat dari sisi positifnya, untuk video Shinjo (Shinta-Jojo) maupun video “Chaiya-Chaiya” ala Briptu Norman dapat begitu terkenal karena memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia sekarang yang sudah mulai jenuh. Ya, ditengah mencuatnya stigma buruk dan seram kepolisian, video Briptu Norman ini dapat dikatakan memudarkan masyarakat akan pemikiran bahwa polisi itu seram, dingin, dan sebagainya. Karena video tersebut lebih menonjolkan sisi manusia seorang polisi apalagi video ini memang natural dan tidak dibuat-buat untuk kepentingan komersial (dalam hal ini justru untuk hiburan atau iseng semata).
Video-video lipsing yang kontroversial dengan pemikiran masyarakat itulah, yang dapat memberi penyegaran untuk dunia hiburan kepada masyarakat Indonesia. Bahkan, media-media juga menyambut baik untuk hal ini. Briptu Norman Kamaru tidak hanya diundang para pemilik media televisi dalam mengisi acara-acara seperti Opera van Java, Bukan Empat Mata, Dahsyat, bahkan diundang oleh para pejabat seperti Menteri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar